1.
Pengertian
dan Sejarah Mikrofon
Microphone atau dalam dalam bahasa Indonesia disebut dengan Mikrofon adalah
suatu alat atau komponen Elektronika yang dapat mengubah atau mengkonversikan
energi akustik (gelombang suara) ke energi listrik (Sinyal Audio). Microphone
(Mikrofon) merupakan keluarga Transduser yang berfungsi sebagai komponen atau
alat pengubah satu bentuk energi ke bentuk energi lainnya. Setiap jenis
Mikrofon memiliki cara yang berbeda dalam mengubah (konversi) bentuk energinya,
tetapi mereka semua memiliki persamaan yaitu semua jenis Mikrofon memiliki
suatu bagian utama yang disebut dengan Diafragma (Diaphragm).
Mikrofon pertama kali digunakan dengan telepon, selanjutnya digunakan dalam
pemancar radio. Sir Charles Wheatston merupakan orang pertama yang mengkonversi
mikrofon.
Sir Charles Wheatston |
Dan pada tahun 1876, Emile Berliner menemukan mikrofon pertama yang
digunakan sebagai pemancar suara telepon.
Emile Berliner |
Di US Centennial Exposition, Emile
Berliner melihat perusahaan Bell menujukan dan terinspirasi untuk menemukan
cara-cara untuk meningkatkan kualitas telepon yang baru di ciptakan. Bell
Thelepon Company sangat terkesan dengan mikrofon penemuan Berliner, dan membeli
hak paten dari penemuannya itu seharga $ 50.000. pada tahun 1878, David Edward
Hughes menciptakan model mikrofon karbon yang kemudian dikembangkan pada tahun
1920-an. Mikrofon hughes ini merupakan model awal mikrofon karbon yang
digunakan sampai saat ini. Pada tahun 1942, mikrofon pita diciptakan untuk alat
dalam penyiaran radio. Pada tahun 1970-an mikrofon diproduksi hampir satu
miliar produksi setiap tahunnya.
Microphone atau Mikrofon merupakan komponen penting dalam perangkat
Elektronik seperti alat bantu pendengaran, perekam suara, penyiaran Radio
maupun alat komunikasi lainnya seperti Handphone, Telepon, Interkom, Walkie
Talkie serta Home Entertainment seperti Karaoke. Pada dasarnya sinyal listrik
yang dihasilkan Microphone sangatlah rendah, oleh karena itu diperlukan penguat
sinyal yang biasanya disebut dengan Amplifier. Untuk mengenal lebih jauh dengan
Microphone yang hampir setiap hari kita gunakan ini. Berikut ini adalah
penjelasan cara kerja microphone (mikrofon) secara singkat :
- Saat kita berbicara, suara kita akan membentuk gelombang suara dan menuju ke Microphone.
- Dalam Microphone, Gelombang suara tersebut akan menabrak diafragma (diaphragm) yang terdiri dari membran plastik yang sangat tipis. Diafragma akan bergetar sesuai dengan gelombang suara yang diterimanya.
- Sebuah Coil atau kumpuran kawat (Voice Coil) yang terdapat di bagian belakang diafragma akan ikut bergetar sesuai dengan getaran diafragma.
- Sebuah Magnet kecil yang permanen (tetap) yang dikelilingi oleh Coil atau Kumparan tersebut akan menciptakan medan magnet seiring dengan gerakan Coil.
- Pergerakan Voice Coil di Medan Magnet ini akan menimbulkan sinyal listrik.
- Sinyal Listrik yang dihasilkan tersebut kemudian mengalir ke Amplifier (Penguat) atau alat perekam suara.
2. Jenis-Jenis
Mikrofon
Berdasarkan Teknologi atau Teknik Konversinya dari Energi Akustik (Suara)
menjadi Energi Listrik, Mikrofon dapat dibagi menjadi beberapa jenis
diantaranya adalah sebagai berikut :
- Dynamic Microphone, yaitu Microphone yang bekerja berdasarkan prinsip Induksi Elektromagnetik.
- Condenser
Microphone, yaitu
Microphone yang diafragmanya terbuat dari bahan logam dan digantungkan
pada pelat logam statis dengan jarak yang sangat dekat sehingga keduanya
terisolasi menyerupai sebuah Kapasitor. Condenser Microphone disebut juga
Capacitor Microphone.
- Electret Microphone, yaitu Microphone jenis Condenser yang memiliki muatan listrik sendiri sehingga tidak memerlukan pencatu daya dari luar.
- Ribbon Microphone, yaitu Microphone yang menggunakan pita tipis dan sensitif yang digantungkan pada medan magnet.
- Crystal Microphone
atau
Piezoelektris Microphone, yaitu Microphone yang terbuat dari
Kristal Aktif yang dapat menimbulkan tegangan sendiri ketika menangkap
getaran sehingga tidak memerlukan pencatu daya dari luar.
3. Cara Kerja
Microfon
Perinsip kerja mikrofon menjelaskan tipe tranducer
yang berada di dalam mikrofon tersebut. Transducer adalah sebuah alat yang
dapat mengubah energi dari satu bentuk ke bentuk yang lain. Dalam kaitannya
dengan mikrofon, tranducer mengubah energi akustik (suara) menjadi energi listrik.
Menurut cara kerjannya, ada banyak tipe mikrofon, seperti: dynamic Microfon dan
Condenser mikrofon.
Dinamic mikrofon menggunakan diafragma/voice
coil/susunan magnet yang berfungsi sebagai generator/ pembangkit sinyal listrik
yang di-drive oleh suara yang masuk. Gelombang suara masuk ke sebuah membran
plastik tipis yang disebut diafragma sehingga diafragma tersebut bergetar.
Sebuah kumparan kawat kecil (voice coil) ditempelkan pada bagian belakang
diafragma dan sama-sama ikut bergetar juga ketika diafragma bergetar. Voice
coil dikelilingi oleh medan magnet yang tercipta oleh sebuah magnet permanen kecil. Pergerakan
voice coil di medan magnet ini akan mengakibatkan terbentuknya sinyal elektrik.
Dynamic mic memiliki konstruksi yang
sederhana dan juga termasuk ekonomis. Di samping itu, dynamic mic juga tidak
terlalu terpengaruh oleh temperatur yang esktrim atau kelembaban dan dapat
mengakomodasi SPL yang cukup tinggi tanpa overload. Meskipun demikian, respon
frekuensi dan sensitivitas dari dynamic mic terbatas, khususnya pada frekuensi
tinggi. Dynamic mic merupakan tipe yang sangat umum digunakan dalam berbagai
aplikasi, termasuk di dalam sound system gereja. Dynamic mic tidak dapat dibuat
dalam bentuk yang kecil tanpa mengurangi sensitivitasnya.
Condenser microphone bekerja berdasarkan diafragma/susunan backplate yang mesti tercatu oleh listrik membentuk sound-sensitive capacitor. Gelombang suara yang masuk ke microphone menggetarkan komponen diafragma ini. Diafragma ditempatkan di depan sebuah backplate. Susunan elemen ini membentuk kapasitor yang biasa disebut juga kondenser. Kapasitor memiliki kemampuan untuk menyimpan muatan atau tegangan. Ketika elemen tersebut terisi muatan, medan listrik terbentuk di antara diafragma dan backplate, yang besarnya proporsional terhadap ruang (space) yang terbentuk diantaranya. Variasi dari lebar space antara diafragma dan backplate terjadi karena pergerakan diafragma relatif terhadap backplate sebagai akibat dari adanya tekanan suara yang mengenai diafragma. Hal ini menghasilkan sinyal elektrik sebagai akibat dari suara yang masuk ke kondenser mikrofon.
Condenser microphone bekerja berdasarkan diafragma/susunan backplate yang mesti tercatu oleh listrik membentuk sound-sensitive capacitor. Gelombang suara yang masuk ke microphone menggetarkan komponen diafragma ini. Diafragma ditempatkan di depan sebuah backplate. Susunan elemen ini membentuk kapasitor yang biasa disebut juga kondenser. Kapasitor memiliki kemampuan untuk menyimpan muatan atau tegangan. Ketika elemen tersebut terisi muatan, medan listrik terbentuk di antara diafragma dan backplate, yang besarnya proporsional terhadap ruang (space) yang terbentuk diantaranya. Variasi dari lebar space antara diafragma dan backplate terjadi karena pergerakan diafragma relatif terhadap backplate sebagai akibat dari adanya tekanan suara yang mengenai diafragma. Hal ini menghasilkan sinyal elektrik sebagai akibat dari suara yang masuk ke kondenser mikrofon.
Telah dijelaskan sebelumnya bahwa kerja condenser mic memerlukan muatan listrik. Terkait dengan hal tersebut, ada tipe condenser mic yang memiliki muatan permanen, ada juga yang menggunakan sumber catu daya eksternal untuk mengisi muatannya. Dalam hal ini, sumber catu daya eksternal
Jika dibandingkan terhadap dynamic mic, condenser mic lebih kompleks dan lebih mahal. Condenser dapat dibuat dengan sensitivitas yang lebih tinggi dan dapat menghasilkan suara yang lebih smooth, lebih natural, khususnya pada frekuensi tinggi. Dengan kondenser, lebih mudah untuk mencapai respon frekuensi flat dan memiliki range frekuensi yang lebih luas. Satu hal lagi yang membedakan dari dynamic mic adalah condenser mic dapat dibuat sangat kecil tanpa banyak mengurangi kinerjanya.
Keputusan untuk menggunakan condenser atau dynamic mic bagaimanapun diambil tidak hanya berdasarkan sumber suara, tetapi berdasarkan physical setting juga. Praktisnya, penggunaan microphone harus memperhatikan untuk acara apa dan dimana mic tersebut akan digunakan. Di samping itu, apakah diinginkan hasil dengan kualitas suara yang sangat tinggi atau tidak. http://teknikelektronika.com/pengertian-microphone-mikropon-cara-kerja-mikrofon/
👍👍👍👍👍👍
BalasHapusinfonya sangat bermanfaat bagi ane
BalasHapuspower supply hp